Minggu, 23 September 2012

Tentang Nyiar Lumar

LATAR BELAKANG 

Kesenian adalah identitas yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah daerah atau wilayah karena dia lahir dari proses panjang kebudayaan. Lingkungan, alam, dan masyarakat menjadi satu jejalin yang melahirkan satu bentuk kesenian.

Alam priangan adalah surga bagi lahirnya kesenian demi kesenian. Priangan telah melahirkan begitu banyak bentuk kesenian. Alamnya yang indah juga masyarakatnya yang ramah telah menjadikan Priangan sebagai sebuah wilayah yang kaya akan seni.

Untuk tetap menghargai dan mensyukuri atas kekayaan seni tersebut, Nyiar Lumar digelar sebagai bentuk dari kesadaran kami bahwa alam dan kesenian tak bisa dipisahkan begitu saja. Nyiar Lumar telah terlaksana sejak 20 Mei 1998 dengan bertempat di Situs Linggahiang, Astana Gede Kawali, Ciamis. 

MAKSUD & TUJUAN 
  1. Meningkatkan kecintaan terhadap seni  
  2. Menghidupkan dan mengenalkan kesenian-kesenian tradisi yang ada di Kawali khususnya, dan Ciamis umumnya.  
  3. Membangun Pariwisata, Alam, Budaya, dan Sejarah. Dengan kegiatan kegiatan kesenian dilangsungkan di alam tempat sejarah itu hidup.  
  4. Menanamkan kesadaran dan kecintaan terhadap Sejarah melalui kegiatan kesenian dan kebudayaan.
SUSUNAN & RANGKAIAN ACARA

Ngawalan:
  1. Pada jam 10 pagi akan dimulai dengan kegiatan helaran, yang diikuti oleh beragam kesenian helaran juga kelompok-kelompok kesenian baik umum maupaun yang berada di sekolah-sekolah yang terdapat di kawali serta Ciamis. Helaran mengelilingi kota kecamatan Kawali dengan rute di awali dari pendopo dan kembali ke pendopo.
  2. Selepas Asar para tamu diharap telah hadir di lingkungan Pendopo Kecamatan Kawali yang bentuk bangunannya masih menyiratkan keanggunan bihari, dari sana, sambil menikmati hidangan (lalawuh), akan terhidang suasana yang serba khas sebuah kota mungil, Kawali. Beragam kesenian tradisi akan digelar di pendopo, baik berupa cianjuran, tari, lais, debus dan sebagainya
  3. Selepas sembahyang Isya di Mesjid Agung Kawali, para tamu diharap telah berganti pakaian. Mengenakan pakaian yang bukan pakaian keseharian. Para tamu mengikuti acara pelepasan oleh panitia.
    
Lalampahan:
  • Para tamu berjalan kaki dari Pendopo Kecamatan menuju situs Surawisesa (Astana Gede) Kawali, bersama gulang-gulang pembawa obor. Sepanjang perjalanan, para tamu akan disuguhi pemandangan alam di malam bulan purnama, suasana perkampungan, bentangan sawah dengan bunyi-bunyi serangganya, aliran sungai dengan gemericik airnya.
Magelaran:
  • Di pintu gerbang situs Astana Gede, para tamu akan disambut musik khas Genjring Ronyok selanjutnya para tamu dipersilahkan istirahat. Menyaksikan rajah dari Juru Pantun. Tari-tari Sunda klasik, komposisi tari dan pergelaran Dramatisasi Puisi. Para tamu dipersilahkan masuk situs Astana Gede. Berziarah. Menyaksikan rajah tentang sejarah galuh, pembacaan karya sastra para penyair Sunda, tawasulan.
  • Para tamu bergerak ke alun-alun Surawisesa, antara situs Astana Gede dam Mata Air Cikawali. Di lapangan tersebut para tamu disuguhi pencak Silat, terbang, beluk, Cianjuran dan pementasan teater, serta happening art.. Selepas itu para tamu melanjutkan perjalanan ke Mata Air Cikawali.
  • Puncak acara digelar di Cikawali, komposisi tari juga perfomance art di mata air,pertunjukan kesenian gondang di pasanggrahan, pergelaran teater, dan Ronggeng Gunung digelar di ladang pesawangan Pasanggrahan Cikawali. Diakhiri menari bersama. Selanjutnya, para tamu dipersilahkan memancing di lubuk Sungai Cibulan. Untuk tamu yang ingin beristirahat panitia menyediakan tenda-tenda di sekitar Cikawali.